Spoiler for Pelukan sang Ibu yang memberikan kedamaian:  

Sang  Ibu ( Cyndie) memeluk anaknya, Derek Madsen ( umur 10 ) tertanggal 25  Juli 2005. Stlh menyadari Derek perlu dioperasi utk mengangkat tumor  kanker di daerah perut nya. Rasa khawatir, kalut dan sedih bercampur  aduk pada sang Ibu. “Bagaimana aku tetap bisa bekerja mencari uang dan  melakukan ini?” Sang Ibu mulai cemas 
Spoiler for Keceriaan yang melupakan segalanya:  

Derek  bermain2 dan tidak mau turun atas penolakannya utk dioperasi. Sang Ibu  membujuknya turun dan berjanji agar pembedahan ditunda utk waktu yang  akan datang. Cyndia, membutuhkan waktu berjam-jam utk membujuk sang Anak  di dekat pintu hospital, UC Davis Medical Center Sacrament  
Spoiler for Teriakkan sang anak membuat pilu hati sang Ibu:  

 Setelah ultah ke 11 Derek Madsen dan Ibunya yg ke 40, ditemani kakaknya  Micah Moffe, 17, di samping kiri, dan Ibunya Cyndie, di samping kanan,  utk menjalani persiapan terapi radiasi 30 November 2005. 
Spoiler for Derek, menghibur Ibunya. Hancur berkeping-keping :  

6  Februari 2006, Dokter Derek merekomendasikan Cyndie utk mencari seorang  perawat untuk membantu di rumah. Ia tidak memberitahu Derek tentang  percakapan itu, tapi menangis secara diam2 di balik pintu. “Saya pikir  tdk perlu memberitahunya,” ujar sang Ibu. “Mengapa? Buat Apa?” Merasakan  kesedihan sang Ibu, Derek mencoba menghibur Ibunya walau tidak begitu  mengerti apa yang sedang terjadi.   
Spoiler for Membuatnya bahagia, apapun dilakukan oleh sang Ibu :  

 Menyadari kemungkinan tdk ada kesempatan lagi untuk mengemudi mobil  dewasa kelak. Sang Ibu melanggar aturan membiarkan anaknya menyetir  sepanjang jalan di Sacramento Barat. 9 Feb 2006, Cyndie bertemu dengan  perawat rumahnya, dan memberitahunya bahwa waktu Derek tinggal lama  lagi.  
Spoiler for Putus asa :  

 Derek menangis dan sang Ibu mencoba meyakinkannya (UC Davis Cancer  Center, 14 Feb 2006). Sang Ibu dan Dr. William Hall mendesak Derek utk  mendapatkan serangkaian terapi radiasi utk menghambat penyebaran tumor  ke seluruh tubuhnya dan akhirnya dapat mengurangi rasa sakitnya. “Derek,  kamu tidak akan sembuh jika tidak mau melakukan ini,” ujarnya. Derek  membantah: “Saya tdk Perduli! Bawa aku pulang. Aku sudah tdk ada  harapan. Apakah kamu mendengarkan saya ? Aku sudah tdk ada harapan.” 
Spoiler for Untuk terakhir kalinya aku bermain:  

Cyndie bermain2 dengan anaknya, selama menunggu panggilan dari Dokter.  
Spoiler for Dia, sahabatku:  

Cyndie  mengusap pipi sahabatnya yang sedang menangis, Kelly Whysong, kiri, 24  April 2006, takut bahwa waktu Derek tidak lama lagi. Cyndie menulis  sebuah surat utk anaknya tentang betapa berani dirinya selama masa  perjuangannya melawan kanker. Ia membacakan utk anaknya secara  berulang-ulang, dan berharap sang Anak dapat mendengarnya.  
Spoiler for Menangislah, tumpahkan semua asamu:  

 Setelah meletakkan kain bergambar bunga utk menyejukkan kepala sang  Anak, sang Ibu menangis tersedu2 dan jatuh ke lantai. Sahabatnya, Kelly  Whysong dan Nick Rocha mencoba menghiburnya. Derek sudah terlalu lemah  menyadari keberadaan sang Ibu sebagaimana sang Ibu terus menerus berjaga  di sampingnya. 
Spoiler for Sakit tiada terkira, tapi itu harus dilakukan:  

 Energi disaat terakhir utk bangun setelah berhari-hari ia berada di  atas ranjangnya. Sang Ibu menolong anaknya utk berjalan (26 April).  Sebuah Kanker Tumor telah membuat perut Derek menjadi kembung dan  celananya menjadi tidak muat lagi. Sedangkan Tumor yang lain menyerang  di otaknya dan membuat penglihatan Derek menjadi kabur sehingga ia sulit  utk kemana-mana di dalam rumah kontrakannya. 
Spoiler for Adakah harapan itu ada?:  

Derek  menolak pengobatan apapun karena ia takut malah akan membuat lebih  sakit dan merusak organnya. Ia mengamuk dengan hebat dan menyalahkan  sang Ibu (28 April) tdk membuatnya lebih sehat. “Kamu harus tenang, nak  dan biarkan aku menolongmu”, Cyndie terbata-bata. 
   sumber :http://old.kaskus.co.id/showthread.php?t=12537611
إرسال تعليق